Proposal Kegiatan

Click to enlarge

Click to enlarge

 

BAB I ———————————–

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Dewasa ini, banyak sekali terdapat penyalahgunaan agama oleh pihak-pihak yang egois dan hanya mementingkan kelompoknya sendiri. Masalah-masalah tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman agama masyarakat Indonesia, dan pada akhirnya mereka mempercayai hal yang salah. Lalu faktor selanjutnya adalah ‘ketaatan’ mereka pada aturan-aturan agama yang terlalu tanpa arah, dimana orang-orang hanya mengikuti hukum-hukum agama yang dihadapkan kepada mereka tanpa memahami agama itu sendiri. Agama di anggap sebagai rutinitas, status sosial, status KTP, dan bahkan sebuah paksaan dari lingkungan dan keluarga. Dalam kata lain, banyak orang yang hanya menjalankan perintah agama untuk formalitas belaka dan hal inilah yang menjadi pemicu perpecahan di berbagai negara yang didasari agama.

Lemahnya iman kita dalam memuluk agama dapat menjadi celah bagi gerakan terorisme sperti menanamkan paham radikalisme dalam diri kita. Sehingga membuat suatu paham garis keras yang dapat mengancam kerukunan antar umat beragama. Terlebih lagi jika kita mengingat kasus ISIS dan apa yang terjadi di Rohingya. Hal tersebut tidak akan terjadi jika manusia tidak salah dalam memahami ajaran agama dan menghayati nilai nilai di dalamnya.

  • Tujuan Kegiatan

Pada kesempatan ini, kami akan menanyakan pendapat beberapa tokoh-tokoh agama tentang topik ini. Selain itu, kami pun berharap bahwa hasil dari wawancara ini bisa menjadi referensi untuk masyarakat luas dan menyadarkan mereka akan pentingnya beragama dan mengamalkan nilai nilai religius di dalamnya. Hal ini sekaligus menjadi pendorong untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang lain terlepas dari semua perbedaan yang dimilikinya, dan juga dengan wawancara ini kami berharap dapat mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.

  • Manfaat Kegiatan

Wawancara tokoh agama yang merupakan kegiatan dari Mata Kuliah Character Building : Agama memberikan pengalaman dan membuka berbagai opini terhadap permasalahan dalam hidup beragama dan solusi mengatasinya berdasarkan tokoh agama yang kami wawancara.

BAB II —————————————

Metode Kegiatan

2.1 Membuat Daftar Pertanyaan

Sebelum mencari narasumber, kami terlebih dahulu menentukan tema untuk wawancara yang akan kami laksanakan. Tema yang kami pakai adalah kritik terhadap formalitas agama. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang kami buat akan berhubungan dengan tema tersebut.

2.2 Mendata Kemungkinan Narasumber

Narasumber yang dimaksud adalah tokoh-tokoh agama yang akan kami wawancarai. Kami akan mencari tokoh-tokoh agama yang ada di sekitar daerah kami agar pelaksanaan wawancara tidak terhambat oleh jarak dari tempat tinggal kami. Selain itu, kami juga akan berusaha untuk mencari narasumber yang memiliki hubungan / berpengalaman dengan tema pertanyaan yang telah kami pilih sebelumnya. Bila kami pikir jumlah kemungkinan narasumber sudah cukup, kami akan segera meminta izin untuk mewawancarai mereka. Dari sana kami akan mendata kembali tokoh-tokoh agama yang dapat kami wawancarai, lalu kami akan mengatur dan menentukan jadwal wawancara dengan mereka.

2.3 Melaksanakan Wawancara Sesuai Jadwal

            Untuk wawancara, kami akan mengajukan pertanyaan sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah kami buat. Karena anggota kelompok kami ada enam orang, maka masing-masing dari kami akan mengambil giliran dalam bertanya. Adapun dua dari kami yang akan bertindak dalam bidang dokumentasi foto/video dan dokumentasi secara tulisan.

BAB III ————————————
Konsep

Konsep dan solusi

Konsep Agama yang terdapat dalam wawancara ini adalah kami bisa melihat pandangan dan tanggapan atas topik dari tokoh – tokoh Agama yang berbeda. Dari sana kita bisa menyimpulkan bagaimana seharusnya sebuah masalah di atasi berdasarkan ajaran Agama masing – masing. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai kesehjateraan negri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki begitu banyak keragaman seperti adat istiadat, budaya, ras dan juga agama.

Meskipun mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, terdapat agama lain seperti Buddha, Kristen, katolik, Konghucu dan Hindu yang di percayai masyarakat tanah air. Setiap agama tersebut pun memiliki ajaran yang berbeda, namun perbedaan tersebut tidak boleh menjadi alasan ketidakrukunan agama.

Di samping menjaga kerukunan , kita sebagai umat beragama harus dan wajib dalam menghayati pengajaran agama masing – masing. Agma bukanlah sebuah status sosial atau rutinitas belaka, tidak ada paksaan dalam beragama karena seseorang mengikuti agama dari hati. Sebuah krisis iman tersebut yang di namakan formalisme agama.

Dengan adanya hasil wawancara ini juga di harapkan dapat menuntun kita dalam berperilaku, menghayati ajaran nya dan bersikap atas sebuah masalah. Tentu hal ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat dunia atas nilai agama dan mengurangi tingginya angka formalisme agama di Indonesia.

BAB IV —————————————
Penutup

Demikian proposal ini kami buat sebagai gambaran umum tentang kegiatan yang akan kami selenggarakan. Kami mengharap dukungan dan partisipasi dari seluruh pihak terkait agar kegiatan ini terlaksana dengan baik dan lancar tanpa halangan yang berarti. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.